Angka Kemiskinan di Trenggalek Memperhatikan

TGX | Trenggalek-Meskipun digadang-gadang sudah mengalami penurunan angka kemiskinan ekstrem, masalah kemiskinan ternyata masih menjadi pekerjaan rumah (PR) tersendiri di Trenggalek.

Diketahui bahwa tingkat kedalaman warga miskin dan keparahan kemiskinan di Trenggalek mengalami kenaikan dalam periode Maret 2023 hingga Maret 2024. 

Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan adanya peningkatan pada indikator kemiskinan, meskipun persentase penduduk miskin telah mengalami penurunan.

“BPS selalu merilis data kemiskinan tahunan, dengan indikator P0 yaitu persentase penduduk miskin, P1 kedalaman kemiskinan, dan P2 keparahan kemiskinan,” ujar Kepala BPS Trenggalek, Emil Wahyudiono.

Menurut data dari BPS, kedalaman kemiskinan di Trenggalek pada tahun 2024 mencapai 1,43. Dalam artian ada kenaikan dari 1,26 di tahun 2023. 

Kedalam kemiskinan sendiri merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan.

Sementara itu, tingkat keparahan kemiskinan juga meningkat dari 0,21 pada 2023 menjadi 0,28 di tahun 2024.

Keparahan kemiskinan sendiri merupakan gambaran penyebaran pengeluaran di antara penduduk miskin.

Emil menambahkan bahwa meskipun persentase penduduk miskin atau P0 di Trenggalek mengalami penurunan, indikator P1 dan P2 justru meningkat. 

Dirinya menjelaskan bahwa kenaikan garis kemiskinan (GK) menjadi salah satu faktor utama penyebab perbedaan tren ini.

“Antara P0 dengan P1 dan P2 ini tidak selalu berbanding lurus. Faktornya adalah garis kemiskinan (GK) kita mengalami kenaikan dari Rp 411.527 per kapita per bulan naik menjadi Rp 434.146 per kapita per bulan,” papar Emil.

Selain itu, Emil juga menegaskan bahwa data tersebut menunjukkan jika pendapatan masyarakat miskin tidak mengalami kenaikan.

Di samping itu, rata-rata jumlah anggota rumah tangga yang semakin banyak membuat beban hidup keluarga tersebut bertambah.

“Dengan kata lain, penduduk miskin itu semakin dalam dari garis kemiskinan karena GK-nya naik,” tutur Emil.

Ia juga menyebutkan bahwa salah satu faktor yang mendorong kenaikan garis kemiskinan adalah inflasi, yang berdampak pada meningkatnya harga kebutuhan sehari-hari.

“Untuk itu, program pengendalian inflasi dari pemerintah pusat hingga daerah terus digalakkan agar harga bahan pokok bisa tetap terjangkau di semua lini masyarakat,” tutup Emil. (Lia)

Artikel Lainnya