Festival Galaksi 2025: Mewadahi Gagasan dan Aksi Masyarakat Trenggalek

TGX – Pemkab Trenggalek kembali menghadirkan Festival Galaksi (Gagasan Lan Aksi) 2025 dengan konsep baru yang lebih konkret. Tidak hanya menjadi ruang untuk mengusulkan ide-ide segar, festival ini juga memberi kesempatan bagi masyarakat untuk merealisasikan gagasan mereka secara langsung.

Mengusung tema “Mewujudkan Trenggalek Berpendapatan Tinggi dan Mempercepat Pencapaian Net Zero Karbon,” festival ini diharapkan dapat menciptakan solusi inovatif yang berdampak nyata bagi masyarakat dan mendorong pembangunan daerah yang berkelanjutan.

Dalam acara peluncuran Festival Galaksi, Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin mengungkapkan bahwa festival ini dirancang untuk menjaring partisipasi lebih luas dari masyarakat.

“Kita berharap keberhasilan pembangunan ini tidak hanya menjadi tanggung jawab bupati dan aparat pemerintah, tetapi semua orang bisa terlibat,” ujar Mas Ipin, Kamis (23/1/2025).

Bupati muda yang akrab disapa Mas Ipin itu menyoroti perbedaan mendasar antara Festival Galaksi kali ini dengan festival gagasan sebelumnya. Salah satunya adalah pengelolaan anggaran yang kini tidak lagi di bawah OPD (Organisasi Perangkat Daerah), melainkan langsung dikelola oleh masyarakat.

“Dulu, festival gagasan itu hanya mirip Musrenbang versi anak muda, dan OPD yang bertanggung jawab atas eksekusi ide. Sekarang, dana langsung diberikan kepada pemenang, dan mereka bertanggung jawab melaporkan pelaksanaan ide tersebut kepada stakeholder,” jelasnya.

Mas Ipin juga menekankan bahwa festival ini tidak hanya menerima gagasan yang berbasis teori atau ide mentah, tetapi lebih mengapresiasi gagasan yang lahir dari pengalaman nyata.

“Gagasan berdasarkan pengalaman itu lebih berharga. Jadi kami tidak hanya mencari ide-ide di kepala, tetapi pengalaman nyata yang sudah pernah dilakukan,” tegasnya.

Kemudahan dalam proses pengajuan gagasan juga menjadi sorotan utama. Mas Ipin ingin festival ini benar-benar inklusif, sehingga masyarakat dari desa sekalipun merasa nyaman untuk berpartisipasi.

“Cukup satu lembar PDF yang menjelaskan gagasan dan solusinya. Kalau ada dokumentasi, seperti foto atau video, itu lebih bagus. Tapi intinya jangan mempersulit, karena ini festival untuk semua orang, termasuk wong deso,” tuturnya.

Kolaborasi Pentahelix untuk Mewujudkan Gagasan

Penandatanganan MOU Festival Galaksi 2025 secara pentahelix, melibatkan pemerintah (Pemkab dan DPR), akademisi, pebisnis, media dan komunitas.

Kepala Bapeda Litbang Kabupaten Trenggalek, Ratna Sulistyowati, menjelaskan bahwa Festival Galaksi mengadopsi pendekatan Pentahelix, yang melibatkan pemerintah, akademisi, pelaku usaha, media, dan komunitas. Kolaborasi ini diharapkan dapat mendorong penguatan ekosistem inovasi dan mendukung pengembangan produk unggulan daerah.

Ratna menjabarkan bahwa peserta festival ini bisa berasal dari berbagai kalangan, seperti akademisi, pelajar, mahasiswa, dosen, pelaku usaha, komunitas, hingga masyarakat umum.

“Peserta dapat mengajukan lebih dari satu gagasan, baik gagasan baru maupun yang sedang dalam proses pengembangan. Yang penting, gagasannya adalah karya asli dan tidak melanggar aturan,” jelas Ratna.

Gagasan yang masuk akan dinilai berdasarkan kelayakan abstraksinya, dengan batas waktu pengumpulan hingga 23 Februari 2025 melalui Google Formulir.

Pemkab Trenggalek berharap Festival Galaksi dapat menjadi ruang terbuka bagi masyarakat untuk berkontribusi langsung dalam pembangunan daerah. Mas Ipin menutup pesannya dengan harapan bahwa kecintaan masyarakat terhadap Trenggalek dapat diwujudkan melalui aksi nyata.

Artikel Lainnya