Angka Kelahiran di Kabupaten Blitar Anjlok, Turun 1000 Tiap Tahunnya

NETRAWARGA.COM | TRENGGALEK- Tren angka kelahiran bayi di Kabupaten Blitar menunjukkan adanya penurunan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir ini.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Blitar mencatat, terjadi penurunan sekitar 1.000 kelahiran bayi di Kabupaten Blitar pada tiap tahunnya.

“Angka kelahiran bayi di Kabupaten Blitar ada tren penurunan selama 10 tahun terakhir. Tren penurunannya sekitar 1.000 kelahiran bayi per tahunnya,” jelas Kepala Dinkes Kabupaten Blitar Christine Indrawati.

Berdasarkan data dari Dinkes Kabupaten Blitar menyebutkan, terjadi penurunan angka kelahiran bayi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir ini.

Pada 2010 jumlah angka kelahiran bayi di Kabupaten Blitar mencapai 17.562 angka kelahiran dan pada 2011 ada 17.594 angka kelahiran bayi. Selanjutnya pada 2012 ada 17.266 angka kelahiran bayi dan ada 2013 ada 16.554 angka kelahiran bayi.

Di tahun 2014, ada 16.504 angka kelahiran bayi dan pada 2015 terdapat 17.324 angka kelahiran bayi. Kemudian pada 2016 ada 16.960 angka kelahiran bayi lalu pada 2017 ada 15.455 angka kelahiran bayi. 

Sedangkan pada 2018 ada 15.389 angka kelahiran bayi dan pada 2019 ada 15.341 angka kelahiran bayi serta pada 2020 ada 15.495 angka kelahiran bayi.

Sementara itu ada 2021 ada 14.065 angka kelahiran bayi lalu pada 2022 ada 13.028 angka kelahiran bayi dan pada 2023 ada 12.611 angka kelahiran bayi serta pada Januari-Juni 2024 ada 5.703 angka kelahiran bayi.

“Pada satu semester 2024 ini ada 5.703 kelahiran bayi. Kami memprediksi dalam satu tahun di 2024 ini ada 11.000 angka kelahiran bayi. Berarti setiap tahunnya rata-rata ada penurunan sekitar 1000 angka kelahiran bayi,” ujarnya.

Di sisi lain, Dinkes belum tahu secara pasti faktor penyebab menurunnya angka kelahiran bayi di Kabupaten Blitar. Hal ini lantaran angka kelahiran bayi bukan menjadi ranah Dinkes.

Tetapi, dari hasil diskusi internal pihak Dinkes, ada beberapa macam penyebab yang diduga menjadi faktor menurunnya angka kelahiran bayi di Kabupaten Blitar.

Faktor pertama disinyalir karena keberhasilan program KB. Kemudian faktor kedua diperkirakan saat ini pasangan muda tidak ingin punya banyak anak.

“Pengaruh media sosial juga mendukung orang atau pasutri (pasangan suami istri) tidak ingin punya banyak anak, atau malah ada yang pernikahan tidak perlu punya anak,” tutupnya.***

 

Artikel Lainnya