Angka Lakalantas Tembus 400 Kasus, Satlantas Polres Trenggalek Gencarkan Upaya Pencegahan

TGX | TRENGGALEK- Dalam kurun waktu delapan bulan terakhir, Trenggalek mencatatkan 434 kasus kecelakaan lalu lintas. 

Dari angka tersebut terdapat 36 orang meninggal dunia dan 579 orang diantaranya mengalami luka-luka.
Diketahui mayoritas korban lakalantas adalah kalangan usia produktif, bahkan pelajar.
“Ada juga korban yang masih pelajar, inilah yang menjadi keprihatinan kami,” jelas Kasatlantas Polres Trenggalek, AKP Agus Prayitno.
Menyikapi hal ini, pihak kepolisian saat ini tengah berupaya menekan angka kecelakaan dan mengurangi fatalitas korban melalui berbagai langkah pencegahan.
Agus mengungkapkan bahwa ratusan kasus kecelakaan yang terjadi, sepeda motor menjadi jenis kendaraan yang paling banyak terlibat. 
Kondisi ini membuat Satlantas Polres Trenggalek mengambil langkah-langkah konkret guna mengurangi jumlah kecelakaan.
Agus menjelaskan bahwa salah satu penyebab utama kecelakaan adalah kurangnya konsentrasi dari pengendara, terlebih saat melintasi jalan yang lurus dan lebar. 
“Pengendara itu memiliki kecenderungan untuk ngebut saat berada di jalan yang lurus dan lebar,” ungkap Agus.
Oleh karena itu, Satlantas Polres Trenggalek memilih langkah pencegahan dengan memasang baliho di beberapa titik. 
“Kami memasang baliho peringatan di beberapa titik rawan kecelakaan untuk mengingatkan pengendara agar hati-hati saat di jalan,” terang Agus.
Baliho tersebut dipasang pada tiga titik strategis yang dikenal sebagai daerah rawan kecelakaan.
Adapun ketiga titik tersebut adalah jalur Trenggalek-Tulungagung di Desa Kendalrejo, Kecamatan Durenan. 
Lalu, titik selanjutnya terdapat di Jalur Bandung-Watulimo di Kali Greng.
Kemudian, titik selanjutnya adalah Jalur Lintas Selatan (JLS) di percabangan Supit Urang, Desa Karanggongso, Kecamatan Watulimo.
Agus menjelaskan bahwa konsentrasi utama pihak Satlantas Polres Trenggalek saat ini adalah pada jalur-jalur dengan tingkat kerawanan tinggi. 
Misalnya jalur wisata menuju pesisir Watulimo yang sering kali dipadati oleh pengendara yang hendak berwisata.
“Konsentrasi kami pada jalur black spot dan tingkat kerawanan tinggi, seperti pada jalur wisata menuju pesisir Watulimo,” ujar Agus. (Lia)

Artikel Lainnya