Dua Ribu Penari Jaranan Turonggo Yakso Pecahkan Rekor Muri saat Upacara Tradisi Ngetung Batih.
TGX- Masyarakat Kecamatan Dongko, Trenggalek kembali menggelar upacara adat Ngitung Batih pada awal bulan Suro tahun ini.
Tradisi tahunan yang secara simbolis sebagai Ben kepedulian terhadap keluarga dan lingkungan, tahun ini pertama kalinya digelar setelah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Republik Indonesia.
Tahun ini, acara menjadi lebih meriah dengan pemecahan rekor MURI untuk Tarian Turonggo Yakso yang melibatkan sekitar 2.500 penari.
Ketua Panitia Ngetung Batih, Didit Sasongko, mengucapkan terima kasih atas kerjasama semua pihak sehingga tradisi Ngitung Batih dapat digelar.
“Kami berharap tradisi ini membawa keberkahan dan keselamatan bagi masyarakat di Kecamatan Dongko,” ungkap Didit.
Sebagai bagian dari prosesi, beberapa tamu undangan dan tokoh masyarakat juga melepaskan ayam betina sebagai simbol perbaikan ekonomi masyarakat.
“Ayam yang dilepaskan ini diharapkan akan berkembang biak dan menjadi pendukung perekonomian masyarakat,” jelas Didit.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Trenggalek, Sunyoto, menambahkan bahwa acara adat ini telah dimulai sejak Sabtu (6/7) dan akan berlanjut hingga Sabtu (13/7).
Ia juga menyebutkan bahwa masyarakat sangat menyukai pertunjukan tradisional, sehingga setiap pelaksanaan acara selalu diiringi tarian tradisional dan kesenian lainnya.
“Acara tahun ini lebih semarak karena pemecahan rekor MURI. Semoga harapan masyarakat agar tahun depan bisa lebih baik lagi dapat terlaksana,” tambah Sunyoto.
Tradisi Ngitung Batih dan pemecahan rekor MURI untuk Tarian Turonggo Yakso menjadi momen bersejarah bagi masyarakat Dongko, mencerminkan semangat kebersamaan dan pelestarian budaya.***