Plastik udah jadi bagian penting dalam kehidupan kita, tapi sayangnya, sampah plastik susah banget terurai di alam. Menurut Dosen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta, Ir. Nurul Hidayati Fithriyah, S.T., M.Sc., Ph.D., ada dua alasan utama kenapa plastik susah diurai.
Pertama, plastik itu benda asing buat mikroorganisme. Mikroba di tanah atau air biasanya butuh enzim khusus buat mengurai sampah jadi senyawa yang bisa diserap lingkungan. Tapi, karena plastik adalah polimer sintetik dengan struktur yang nggak dikenal mikroorganisme, mereka jadi kesulitan mengurainya. Meskipun mungkin bisa terurai, tapi butuh waktu yang lama banget.
Kedua, plastik terbuat dari polimer dengan rantai panjang yang bikin penguraian makin sulit. Satu molekul polimer bisa punya ratusan hingga puluhan ribu monomer. Artinya, dalam satu gram plastik, ada miliaran bahkan triliunan monomer. Menurut Nurul, satu item plastik bisa butuh waktu ratusan ribu hingga jutaan hari buat terurai di alam.
Penggunaan plastik sekali pakai emang nggak direkomendasi. Makanya, sekarang banyak alternatif seperti plastik biodegradable yang terbuat dari bahan alami kayak selulosa atau protein, yang lebih mudah diurai mikroorganisme.
Tapi, hati-hati juga, nggak semua plastik biodegradable bisa langsung diurai mikroorganisme. Kalau bahannya masih mengandung polimer sintetik, bisa aja tetap menghasilkan mikroplastik.
Riset adalah Kunci
Fakultas Teknik UMJ emang concern nih sama masalah polusi plastik. Mahasiswa di sana belajar tentang teknologi pengolahan limbah dan polimer, bahkan ada yang bikin bioplastik dari bahan alami seperti rumput laut, pati kulit singkong, dan lainnya. Ada juga yang meneliti cara mengolah limbah plastik jadi karbon aktif buat nyerap limbah logam berat.
Selain itu, ada penelitian lain yang fokus pada penggunaan lilin lebah sebagai pelapis bahan ramah lingkungan agar kedap air, sehingga bisa menggantikan fungsi plastik.
Ada juga riset yang membuat bioplastik dari limbah air kelapa yang diolah menjadi nata de coco, kemudian diolah lanjut menjadi bioplastik. Hasil riset ini dapat dikembangkan dengan penambahan kitosan untuk meningkatkan kekuatan mekaniknya.
Cara Atasi Sampah Plastik
Untuk ngatasin masalah sampah plastik, kita bisa terapkan prinsip 5R:
1. Reduce
Kurangi penggunaan plastik dari sumbernya. Misalnya, bawa tas belanja sendiri atau ganti pembungkus dengan bahan lain.
2. Reuse
Pakai lagi kemasan plastik yang masih bisa dipakai. Atau, olah jadi barang berguna lain seperti pot tanaman atau tempat pensil.
3. Recycle
Daur ulang sampah plastik dengan memilah dan mengirimnya ke bank sampah atau industri daur ulang.
4. Recovery
Pisahkan komponen plastik dari produk lain untuk dipakai atau didaur ulang lagi.
5. Research
Lakukan penelitian untuk cari solusi polusi plastik, seperti yang dilakukan di UMJ dan lembaga lain.
Intinya, plastik emang murah dan serbaguna, tapi banyak bahan lain yang lebih ramah lingkungan. Semua usaha ngurangin polusi plastik bisa berhasil kalau kita peduli dan mau berubah.