Curhatan Pohon Mahoni: Tolong, Aku Sakit!

Aku ini pohon mahoni, tumbuh kuat dan kokoh di tempatku berpijak, di tempat orang-orang belajar tentang kehidupan alam. Itu kata mereka.

Aku bukan hanya sekadar batang dan daun yang berdiri diam. Aku juga ingin bisa bermanfaat bagi makhluk hidup lainnya.

Dalam setiap napasku, aku menyerap karbon dioksida dari udara—gas yang kau keluarkan setiap saat, juga yang dihasilkan oleh mesin-mesin dan asap pabrik. Aku menelannya, menjadikannya bagian dari diriku. Aku menyimpannya di batang, dahan, dan akar, menjauhkannya dari udara agar dunia tetap bisa bernapas.

Ada besi dalam tubuhku

Lalu aku memberi balasanku. Dari setiap helai daunku, aku menghasilkan oksigen—udara segar yang kau hirup tanpa pernah kau pikirkan.

Setiap tahun, tubuhku yang kokoh ini mampu menyerap sekitar 28 kilogram karbon dioksida, sementara aku menghembuskan oksigen untuk kehidupan banyak makhluk.

Tolong aku

Namun, selama ini tidak ada yang tahu bagaimana rasa sakit yang selama ini aku pendam. Lihatlah besi karatan ini—dia menusuk tubuhku, menembus kulitku yang kasar dan tebal. 

Setiap hari aku harus melingkupinya, membungkusnya dengan kulitku, seolah-olah aku menerima kehadirannya.

Tapi tidak! Aku tidak pernah memilih ini.

Besi ini menyakitiku

Setiap saat, rasa nyeri mengalir di dalamku. Bayangkan jika tubuhmu ditusuk sesuatu yang tak bisa kau cabut, yang selalu ada, menghancurkan kenyamananmu. 

Aku harus terus tumbuh, terus hidup meski luka ini menjadi bagian dari diriku. Kadang, aku bertanya-tanya, apa salahku? 

Aku berharap ada yang melepaskan ini.

Mengapa aku, yang hanya ingin memberikan naungan, oksigen, dan kehidupan, diperlakukan seperti ini?

Aku ingin bebas. Aku ingin kembali merasakan angin menyentuh kulitku tanpa rasa nyeri. Tapi mungkin, manusia tak akan pernah memahami, kecuali aku mengatakan ini kepada mereka.

Aku hanya ingin bebas

Aku hanya berharap, saat kau melihatku, kau bisa merasakan beban yang aku pikul ini. Jangan biarkan pohon lain menderita seperti aku. 

Jika kau mendengar curhatanku ini, mungkin kau bisa menjadi suaraku—mengingatkan mereka bahwa aku juga makhluk hidup yang merasakan sakit.

Artikel Lainnya