Acara ini diadakan sebagai upaya untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada mahasiswa tentang pentingnya landasan berpikir yang kuat sebelum mengambil tindakan atau gerakan tertentu.
Ketua SEMA UIN SATU Tulungagung, Fahmi Romadhoni, menjelaskan bahwa tema ini dipilih untuk mengarahkan mahasiswa agar tidak kehilangan arah dalam mengambil keputusan atau tindakan.
“Mahasiswa harus memiliki landasan berpikir yang kokoh sebelum mewujudkannya dalam suatu gerakan. Dengan pemahaman yang tepat, gerakan yang dilakukan akan lebih terarah dan berdampak positif,” ujar Fahmi.
Studium generale kali ini menghadirkan Prof. Ali Maskur Musa sebagai pembicara utama.
Dalam kesempatan ini, Ali menyampaikan pesan penting kepada para mahasiswa mengenai peran mereka dalam masyarakat dan negara.
Ia menekankan bahwa mahasiswa harus selalu menunjukkan kebenaran dan keadilan dalam setiap tindakan mereka, dengan tujuan akhir untuk kesejahteraan bersama.
“Mahasiswa adalah agen perubahan. Oleh karena itu, setiap gerakan yang mereka lakukan harus dilandasi oleh nilai-nilai kebenaran dan keadilan,” tegas Ali.
Ia juga menambahkan bahwa dalam konteks kebangsaan, mahasiswa harus memegang teguh nilai-nilai keislaman yang sejalan dengan konsep kenegaraan.
Hal ini penting agar gerakan yang dilakukan tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat luas tetapi juga tetap berada dalam koridor yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam dan kebangsaan.
Acara ini mendapat respon positif dari para mahasiswa yang hadir.
Mereka menganggap tema yang diangkat sangat relevan dengan kondisi saat ini, di mana pemahaman yang mendalam tentang perbedaan pandangan dalam Islam sangat diperlukan untuk menghindari kesalahpahaman dan konflik di kemudian hari.
Dengan adanya studium generale ini, diharapkan mahasiswa UIN SATU Tulungagung semakin matang dalam berpikir dan bertindak, serta mampu menjadi teladan dalam mewujudkan gerakan-gerakan yang berdampak positif bagi masyarakat dan negara. (Lia)