Pak B dan Warung Kopi KPK: Aroma Sederhana, Cita Rasa Istimewa

Gastro TGX – Di tengah keramaian Trenggalek, ada sebuah warung kopi yang mungkin tidak terlihat mencolok, tetapi punya cerita dan cita rasa yang bikin pelanggannya betah. Warung Kopi KPK—singkatan dari Komunitas Pecandu Kopi—adalah tempat nongkrong sederhana dengan luas ruangan hanya 9×3 meter, tetapi selalu penuh oleh pelanggan setia.

Sebuah Bengkel yang Bertransformasi

Pak B, pemilik warung kopi ini, dulu dikenal sebagai montir andal. Sebelum membuka Warung Kopi KPK, ia menjalani hidup sebagai mekanik di bengkel miliknya sejak 1995. Namun, pada 2011, Pak B memutuskan untuk pensiun dari dunia mesin dan mengubah bengkelnya menjadi warkop. Alasannya sederhana, “Semakin tua, kerja harus semakin ringan dan bersih,” ucapnya sambil terkekeh.

Langkah berani ini ternyata membawa berkah. Dengan pengalaman ngopi di berbagai tempat—bahkan hingga dua kali sehari ke Tulungagung—Pak B paham benar soal rasa kopi yang pas di lidah.

Kopi yang Mengingat Pelanggannya

Keunikan Warung Kopi KPK terletak pada kemampuan Pak B mengingat selera setiap pelanggannya. “Kopi enak itu soal ego. Saya hanya menyesuaikan rasa dengan selera pelanggan,” katanya. Ia percaya kunci kopi enak adalah perpaduan suhu air yang tepat dan bubuk kopi berkualitas.

Pak B hanya menggunakan bubuk kopi pilihan yang sudah ia tentukan. “Pelangganku sangat sensitif dengan rasa kopi,” tambahnya.

Rifki Razinudin, seorang penikmat kopi dan produsen kopi lokal, mengakui keistimewaan Pak B bukan hanya pada racikannya, tetapi juga pada caranya memperlakukan pelanggan. “Pak B bisa langsung tahu kalau saya pesan kopi agak pahit. Ia akan ingat untuk menyajikan rasa yang sama saat saya datang lagi,” kata Rifki.

Dari Pecandu Kopi untuk Pecandu Kopi

Warung Kopi KPK bukan sekadar tempat ngopi, tapi juga tempat berbagi cerita, nostalgia, dan tawa. Para pelanggannya berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari pegawai hingga pekerja swasta, tua maupun muda.

Meski kini dikenal sebagai maestro kopi lokal, Pak B tetap rendah hati. Ia sering berbagi pengetahuan dan menerima masukan dari para pecinta kopi lainnya. Hari Minggu, ia tutup lebih awal untuk menjalankan hobinya: bersepeda hingga keluar kota seperti Ponorogo dan Tulungagung.

Sederhana tapi Berkesan

Warung Kopi KPK adalah bukti bahwa sesuatu yang sederhana bisa memberikan kesan mendalam. Di balik racikan kopi yang tampak biasa, ada dedikasi Pak B untuk menghadirkan pengalaman ngopi yang personal dan istimewa. Jadi, jika kalian sedang di Trenggalek, jangan lupa mampir ke Jl. KH Agus Salim untuk mencicipi kopi buatan Pak B. Siapa tahu, kalian jadi salah satu pelanggan setianya. (Tds)

Artikel Lainnya